Semuanya “guru” Saya

Hai sahabat-sahabat & santri “perahu kasih sayang”, saya ingin sedikit pamer hari ini, pamer tentang guru-guru saya, saya punya banyak guru lho, sebagian guru saya ada di safinaturahmah ini, mau tau siapa saja dan apa yang telah dajarkan kepada saya, yuk mari simak,

 wahid..isnain…tsalas…mulai J

dari ka adam, saya belajar tentang kesabaran dan berhati hati dalam memakan daging, terutama daging saudarmu (ghibah)

dari ka lilis, saya belajar tentang kekhlasan dan pentingnya untuk menjaga amanat

dari ka hani, saya belajar perlunya menjalin hubungan emosional sesama rekan-rekan serta hubungan dengan pendahulu kita

dari ka aziz, saya belajar menjadi manusia netral dan bagaimana tersenyum tulus

dari ka atfal, saya belajar bagamana caranya menjaga rahasia dan sabar dengan orang yang punya emosional cukup tinggi

dar ka asep, saya belajar pentingnya berkomunkasi sesuai dengan tingkatan orang yang diajak komunikasi serta menjadi sahabat bagi para anak didiknya

dari ka mahdiyah, saya belajar diam itu tak berarti cuek serta memilih mengerjakan sesuatu yang lebih prioritas (prioritas utama)

dari ka ela, saya belajar untuk bagamana membagi waktu ditengah kesibukan serta serta semangat juang yang tinggi

dari ka nisa, saya belajar bagaimana cara menyelesaikan sesuatu secara cepat dan beruasaha untuk terus memperbaiki diri

dari ka emas, saya belajar tentang etos kerja dan menjadi manusia yang supel

 dari ka huda, saya belajar belajar bagaimana cara membuat orang lain tertawa dengan candanya serta menjad manusia yang merdeka sesuai passion nya

dari ka rani, saya belajar bagaimana belajar budaya orang lain dan menghormati orang yang lebih sepuh

dari ka isnan, saya belajar bahwa komitmen itu tak sependek jarak dari sapen ke safinah namun sepanjang jarak krapyak-safinah serta menjadi santri itu tak harus klasik

dari ka dini, saya belajar bagaimana melestarikan bahasa daerah serta supel terhadap pribumi

dari ka evi, saya belajar enjoy menjadi diri sendiri serta bersikap natural

dari ka fatImah, saya belajar baik laki-laki maupun wanita sekalipun harus berusaha keras menjalani kehidupan serta jangan pernah tunduk pada keadaan seburuk apapun

dari para santri, saya belajar semuanya J

itulah pamer saya pada kalan semua, karena saya punya keyakinan “ belajar itu tak mengenal jenis kelamin, ras, suku, satuan konvers ataupun ukuran apapun, belajar itu bukan hanya dalam sekala formal namun belajar sesungguhna itu ada dikehidupan nyata”

*Semua orang yang membuat kita mampu mendapatkan kebaikan yang ada dalam dirinya, itulah guru kita