WELCOME IN MY BLOG

SELAMAT DATANG DI BLOG AHMAD NURKHOLIS MAJID

Rabu, 17 September 2014

Berdakwah Bukan Seperti Kampanye Oleh :Ahmad Nurkholis Majid

 “ ketika Saya Mudik Kekampung, Saat Waktu Adzan Tiba, Pasti Hanya Saya yang langsung bergegas Kemasjid, Keluarga saya tidak ada ”  ucap seorang yang oleh suatu komunitas dibilang “ustad” disela-sela  acara upgrade materi menanggapi pertanyaan dari salah satu peserta. Mendengar ucapan tersebut sontak membuat telinga saya panas dan menjadi tak semangat mengikuti acara tersebut. Lantas saya berfikir, pantaskah ucapan itu dikeluarkan dalam forum? Kalau tidak hati-hati hal tersebut akan berimbas pada 2 hal negatif, kalau tidak menjadi riya hal itu bisa menjadi hibah karena termasuk membicarakan aib keluarganya sendiri.

Lebih lanjut saya berfikir lagi apakah ini salah satu bentuk dari merasa benar dijalan yang salah. Sejauh saya belajar agama kepada guru-guru saya, tak pernah terlontar bagaimana beliau-beliau beribadah apalagi sampai mendeskritkan orang lain, dengan gagah-gagahan ibadah yang telah dilakukan. Allah memang memerintahkan fastabiqulkhairot namun tidak sama seperti lomba ke panggung politik, sikut kanan, sikut kiri hingga black camp dengan mendiskritkan orang lain, menyebut kejelekanya demi pencitraan meraih kursi. Saya tegaskan jalan menuju kursi Allah tidak dengan cara serendah itu, Allah menilai ibadah tidak hanya apa yang dikerjakan secara fisik terlihat oleh mata, namun lebih dalam lagi Allah melihat isi hati hambanya.
Allah memang mewajibkan kita mengajak ke jalan NYA melalui perintah ber ‘’Dakwah’’, namun perlu kita pahami bersama, Allah juga menegaskan dalam salah satu ayatnya “Tidak ada pemaksaan dalam Agama”, maka dari itu dalam berdakwah ada adabnya, salah satunya adalah seperti yang tertuang dalam Q.S An-Nahl ayat 125 “Serulah Ke Jalan Tuhanmu Dengan Hikmah, Mauidzatul Khasanah dan Bantahlah Mereka Dengan Baik”, Hikmah menurut tafsir jalalain dan AT-Thabary dan dalam beberapa kitab tafsir lainya adalah Al-Qur’an, sedangkan Mauidzotul khasanah adalah ucapan-ucapan yang baik  dan Bantahlah ketika terjadi adu argumentasi, maka pakailah argumentasi yang baik, bukan argumentasi olok-olok, mendiskretkan atau saling merendahkan serta perkataan-perkataan yang tidak baik lainya.
Dalam berdakwah dibutuhkan kelapangan dada serta keikhlasan, karena tanpa kedua hal tersebut maka pesan dakwah akan sangat sulit tersampai kepada orang lain. Kelapangan dada dibutuhkan guna mengakomodir diri dari kemungkinan buruk mendapat celaan-celaan dari orang yang tidak sepaham atau tidak suka dengan dakwah yang kita bawa sedangkan keikhlasan bisa dijadikan idiologi dalam berdakwah, karena dengan keikhlasan kita akan terhindar dari membangga-banggakan ibadah yang kita lakukan, dengan keikhlasan pula maka kita tidak pernah merasa resah ketika kita tidak mendapatkan imbalan untuk berdakwah, karena ketika kita orientasinya hasil atau feedback dari berdakwah, maka semangat kita akan luntur tatkala tidak mendapatkanya. Bersambung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar