Dalam sebuah hadis
nabi pernah bersabda yang artinya “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya,
maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu
Daud dan Tirmidzi). Teman adalah sumber interaksi kedua setelah keluarga,
karena setelah anak sudah dapat berkomunikasi dengan orang lain, lazimnya usia
2 tahun maka seorang anak akan mendapat asupan interaksi dari luar, biasanya
adalah teman sebayanya. Asupan-asupan interaksi yang diperoleh akan menentukan
perilaku dan kepribadian seorang anak.
Usia remaja adalah
usia paling rentan, diusia ini akan terbentuk kepribadiaan seorang anak yang
sangat menentukan terhadap jati dirinya. Pada usia remaja pula, keseharian
seorang anak dihabiskan dengan teman-temanya. Maka teman yang baik akan membawa
ia menuju kebaikan, sebaliknya teman yang jelek dapat menuntun ia pada
kesesatan.
Bekal ilmu dan
agama juga akan menentukan pola pergaulan seorang anak. Seseorang yang
mempunyai bekal ilmu dan agama yang baik maka akan mencari dan mendapatkan
teman sesuai dengan yang dibawanya. Tak bisa dipungkiri sesorang berteman
apalagi teman dekat, karena adanya filosofi dan kesamaan yang dimilikinya.
Teman dapat menjadi
syafaat, baik syafaat dunia maupun syafaat diakhirat. Berbekal dengan teman
yang baik, urusan-urusan atau permasalahan didunia niscaya akan mudah dilalui,
berbekal teman yang baik pula kita akan senantiasa terjaga dari perbuatan yang
bicik, karena ada yang selalu menasehati serta mengingatkan.
Teman juga dapat
menjadi syafaat diakhirat, seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadis qudsi. Diriwayatkan,
bahwa apabila penghuni syurga telah masuk kedalam syurga, lalu mereka tidak
menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu didunia.
Mereka bertanya tentang
sahabat-sahabat mereka kepada اَللّهُ :
“Yaa Rabb, kami tidak melihat saudara-saudara kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami,….”
“Yaa Rabb, kami tidak melihat saudara-saudara kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami,….”
Maka اَللّهُ berfirman:
“pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman
walaupun hanya sebesar zarrah”
(Riwayat Ibnul Mubarak dalam kitab “az-Zuhd”). Dari hadis qudsi diatas, dapat kita simpulkan bahwa kelak diakhirat pun akan ada syafaat dari sahabat, dengan catatan sahabat tersebut adalah sahabat yang shaleh dan shalehah.
(Riwayat Ibnul Mubarak dalam kitab “az-Zuhd”). Dari hadis qudsi diatas, dapat kita simpulkan bahwa kelak diakhirat pun akan ada syafaat dari sahabat, dengan catatan sahabat tersebut adalah sahabat yang shaleh dan shalehah.
Ya Allah karuniakanlah kami persahabatan karena Mu, karuniakanlah kepada
kami sahabat yang shaleh dan shalehah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar